My Dreams Come True “My Vale”
Kriiing…kriiiiing…kriiing…
Kriiing…kriiiiing…kriiing…
Kriiing…kriiiiing…kriiing…
Pukul berapa
sekarang? Alarm ini tak mau berhenti berdering, ah dengan mata yang masih berat
untuk terbuka, ku lirik sekilas angka di jam weker kamarku. Begitu kagetnya aku
ketika jarum panjang weker itu menunjuk ke angka 12 dan jarum pendeknya
menunjuk angka 6, mampus aku telat. Segera aku melompat dari tempat tidur,
mengambil handuk dan berlari menuju kamar mandi. 15 menit kemudian aku sudah
keluar dari kamar mandi, memakai baju dan jaket bertuliskan angka 46, berwarna
kuning, serta bergambar bulan dan bintang dan akhirnya tepat pukul 06.30 waktu
setempat aku selesai. Kunci motor yang tergeletak di atas meja ku sambar begitu
saja dan berlari ke garasi untuk memanaskan si ValeYellow kesayanganku.
Bruuum…bruuuum…bruuum
Secepat
kilat aku mengendarai My ValeYellow tanpa memerdulikan speedometer yang
menunjukkan angka 120 km/jam. Terbayang jelas gambaran di dalam otakku akan
omelan Jeremy Burgess “Kenapa kamu terlambat? Kamu tahu kan race tinggal berapa
jam lagi? Seorang mekanik harus tetap stay in here because we are the large
team”. Aah ini memang salahku kenapa juga aku menginap di luar harusnya aku
menginap di paddock saja menjaga Yamaha YZR-M1 si “46” milik Vale dan
memastikan settingan si “46” sudah benar-benar tepat. Tapi tentu saja aku tak
terlalu cemas bersama Jeremy Burgess dan Valentino Rossi settingan YZR-M1 untuk
seri ke-16 di Sepang International Circuit pastilah sudah sangat tepat dan
akurat dengan melihat hasil free practice dan hasil kualifikasi tanggal 12
Oktober kemarin. Settingan YZR-M1 untuk race hari ini sudah sangat tepat, Vale
dan Jeremy memang duet pembalap dan mekanik yang hebat. Prediksi hari ini
adalah dry race, sehingga Vale memutuskan untuk menggunakan hard ban untuk ban
depan dan belakang, di dukung oleh ban bridgestone yang memang sangat
kompetitif di lintasan, serta teknik balap “The Doctor” Vale pasti finish di urutan pertama.
Hey Nita, you late….
Aku segera membalas teguran Jeremy,
“I’m sorry but I’m here now and ready for race today, Yamaha semakin di depan
and Vale pasti menang,” Aamiin “balas Jeremy”. Kamu harus segera masuk ke
paddock dan mempersiapkan segala sesuatunya, race kelas 250 cc sebentar lagi
warm up lap para pembalap sudah ada di pit. Vale juga sudah menunggumu katanya
dia ingin melihat sebentar race 250 cc seperti biasanya dan ingin ditemani
olehmu. “Ditemani aku?”, “Ya ditemani kamu katanya”, kata Jeremy tersenyum
sambil mengedipkan mata kepadaku. Mendengar ucapannya itu aku tersenyum dan
pastinya wajahku telah memerah seperti kepiting rebus. Sejak SD aku sudah ngefans
berat sama Vale, sangat amat teramat suka pokoknya. Awalnya aku mendengar
namanya dari pamanku yang katanya ia ingin menjadi pembalap seperti Vale yang
sangat cepat di track lurus dan sangat lincah menyalip lawannya di setiap
tikungan. Ketika aku melihatnya pertama kali “I was feel, I love him at the
first sight” perasaan menggebu-gebu untuk bertemu dengannya semakin
menjadi-jadi ketika aku memasuki usia 13 tahun. Saat race berlangsung hatiku
selalu berdebar dan tiada hentinya mendoakan Vale agar finish pertama. Ketika
Vale terjatuh dan gagal menyelesaikan race aku pasti menangis dan membuat
mataku menjadi bengkak. Teman-temanku bilang aku terlalu berlebihan menjadi
seorang fans dan sering tertawa bahwa aku adalah seorang pemimpi yang berharap
suatu saat akan bertemu dan mungkin menjadi pacar seorang Valentino Rossi. Aku
hanya tertawa dan mengatakan bahwa suatu saat kalian akan iri padaku bisa
bertemu dengannya secara langsung. Ternyata semua itu benar terjadi di usiaku
yang masih terbilang muda 19 tahun, aku berada di paddock Team Yamaha sebagai
salah satu kru team bersama mekanik dan pembalap yang hebat Jeremy Burgess dan
Valentino Rossi.
Deg..deg…deg..
Detak jantungku
berdetak lebih cepat ketika aku berjalan menghampirinya, Vale tersenyum manis
kepadaku, aku membalasnya dan lagi dengan rona merah di wajahku. Menyaksikan
race di sirkuit bersamanya seakan-akan semua ini seperti mimpi. Dia menanyakan
apakah tribute untuk mengenang SuperSic telah siap semuanya. Aku menjawab
tenang saja aku sudah menyiapkannya, begitu juga dengan selebrasi kemenanganmu
tentu saja semua ini tak terlepas dari ide cemerlangmu dan bantuan ayahmu,
Graciano. “Terima kasih”, balasnya, ah mendengar ucapannya itu membuatku
terbang melayang ke langit ketujuh. Manis sekali, aku seakan-akan ingin dia
menjadi pacarku. Astaga pikiranku mulai melantur. Selama 1 jam kami menyaksikan
race 250 cc, aku sangat bahagia berdiri di sampingnya dan pastilah para fans
wanita Vale di Indonesia akan mencekikku bila melihat kami begitu dekat.
Race 250 cc dan
Moto2 sudah selesai, begitu menegangkan dan sangat menarik, banyak pembalap
muda yang sangat berbakat dan penuh talenta mungkin salah satu mereka nanti
akan menyusul jejak The Doctor.
Saat yang mendebarkan…..
Aku, Jeremy Burgess, Graciano Rossi, dan
para kru team Yamaha, sudah menunggu di luar motorhome milik Rossi. Rossi
keluar dari motorhome dengan menggunakan helm berkaca gelap, bergambar bulan
bintang, dan di bagian tengah helmnya bertuliskan Sic58 sebagai tribute to Marco
Simoncelli setelah kepergiannya di Sepang Internasional Circuit ini serta
sepatu balapnya yang juga bergambar matahari dan bulan dengan tetap sentuhan
aksen warna kuning dan hijau sebagai warna favoritnya. Dia terlihat sangat
tampan dengan menggunakan baju balap, seperti pangeran. Vale pun melangkah dari
pit ke garasi di mana YZR-M1 sedang dipanasi. Seperti biasa sebelum race Vale
melakukan ritualnya, menunduk dekat footstep sambil memegang si “46” dan
mencium “46” terlebih dahulu. Melihat Vale melakukan ritual itu, dalam hati aku
mendoakannya semoga race ini ditaklukkannya dengan mudah dan melewati dengan
mudah setiap lawannya di setiap tikungan dan akhirnya dialah “The Winner”.
Sebelum turun ke sirkuit, Rossi
melirikku dan berkata “doakan aku agar menang untukmu dan untuk mendiang
adikku, Simoncelli”, aku jawab “Semangatlah, kami selalu mendukungmu dan
buktikan bahwa Rossi is back, You are Motogp Worldchampionship 2013”. Rossi
tersenyum dan berkata “Aku pasti finish pertama dan kembali menaklukkan Sepang
untuk kalian, untuk mendiang Simoncelli, dan untuk semua para pendukungku di
setiap Negara”. Aku tersenyum dan berkata “Keep on Spirit”.
Sepang International Circuit…..
Tanggal 13 Oktober 2013, kursi
penonton di Sepang International Circuit sudah dipadati oleh warga Malaysia dan
warga negara lainnya yang memang fanatik akan dunia motogp. Warna kuning serta
bendera bertuliskan angka 46 sudah memadati kursi penonton di tribun tengah,
para fans Vale sudah bersorak-sorak menyerukan “The Doctor is come back”. Di
tribun penonton yang lain fans Lorenzo juga sudah memegang bendera bertuliskan
angka 99. Penampilan kedua pembalap utama Yamaha ini memang mendapatkan
perhatian khusus dari para penonton motogp, sampai 15 seri yang sudah lewat
mereka berdua menyajikan tontonan hebat dan menegangkan di setiap racenya,
ditambah lagi adanya perlawanan yang ketat dari pembalap Repsol Honda “Dani
Pedrosa dan Marc Marquez” balapan hari ini pasti kembali seru. Namun penonton
tetap meyakini di Sirkuit Sepang ini line depan akan di dominasi oleh Team
Yamaha.
Race yang mendebarkan…
Para pembalap
sudah berada di line starting ditemani oleh umbrella girls masing-masing
pembalap, posisi pole ditempati oleh Dani Pedrosa, start ke-2 ditempati oleh Jorge
Lorenzo, start ke-3 oleh Marc Marquez, Vale start dari posisi ke-4 disusul oleh
Nicky Hayden, Andrea Dovizioso, Alex de Angelis, dan para pembalap lainnya. Di
layar tv pastilah pembalap di shoot satu per satu mulai dari line belakang. Aku
menduga ketika giliranVale yang di shoot oleh kamera pastilah dia melambaikan
tangan sebagai tanda untuk menyapa fansnya dan benar saja dia melakukan hal
itu.
Sirene mobil
BMW Motogp sudah berbunyi pertanda para pembalap sudah harus bersiap-siap untuk
melakukan warm up lap. Mobil BMW sudah melaju terlebih dahulu dan tak lama kemudian
para pembalap pun melakukan warm up lap di Sepang International Circuit ini.
Bendera sudah
dikibarkan dan lampu hijau sudah menyala, bruuuum bruuum bruuuum. Race sirkuit
Sepang sudah berlangsung para pembalap berusaha untuk mengambil line terdepan
di lap 1. Lap 1 dipimpin oleh Dani Pedrosa smpai lap ke-7, Marcquez saling
menyalip di posisi ke-2 dengan Lorenzo yang memberikan tontonan yang hebat.
Sementara dibelakangnya Rossi yang sempat berada di posisi 7 pada lap 1 juga
memberikan aksi yang hebat ketika mneyalip Dovizioso untuk posisi ke-4, Rossi
beda dua second dari Marquez dan Lorenzo, namun di lap ke-10 Rossi sudah
mendekat dengan Marquez dan Lorenzo dan memperjauh jarak dari Dovisiozo yang
berada di belakangnya. Lap ke-15 posisi berubah Lorenzo telah memimpin balapan,
Dani Pedrosa di posisi ke-2 dan Marquez di posisi ke-3. Vale di posisi ke-4 dan
pada lap ke-17 Vale sudah berada di posisi ke-2 setelah menyalip Marcquez di
tikungan ke-2. Vale memperlihatkan maneuver hebatnya ditikungan untuk menyalip
Dani dan aksi saling menyalip terjadi beberapa kali untuk posisi ke-2 dan
akhirnya pada lap ke-19 Rossi telah berada di posisi 2. Di lap 21 Vale dan
Lorenzo menyajikan tontonan yang hebat bagi para penikmat motogp, kedua rekan
setim ini saling menyalip untuk perebutan posisi. Akhirnya 2 tikungan terakhir
di lap ke-24, Rossi menyalip Lorenzo dan menyentuh garis finish terlebih dahulu
sehingga hasil dari race Sepang hari ini adalah Rossi finish pertama, Lorenzo
kedua, Pedrosa ketiga, disusul oleh Dovizioso di posisi keempat, Marquez di
posisi kelima dan Hayden diposisi keenam.
Rossi pun
melakukan selebrasi kemenangan dengan berkeliling sirkuit sambil membawa
bendera berwarna kuning bertuliskan angka 46 dan berhenti di plakat mendiang
SuperSic di sirkuit Sepang ini dan menancapkan bendera warna putih dan kuning
bertuliskan “angka 46 dan 58, bergambar helm milik keduanya, dan tulisan You’re
My Young Brother and We always love you, CIAO SIC”
Podium Kemenangan…
Sorak sorai tribun sirkuit Sepang
memberikan ucapan selamat atas kemenangan Vale, Lorenzo dan Pedrosa pun
menyalami Vale dan memberikan ucapan selamat. Setelah trofi diberikan kepada
Vale, lagu kebangsaan Italy dikumandangkan. Membuatku menitikkan air mata atas
kemenangan Vale dan juga karena aku terkenang akan mendiang Simoncelli yang
menghembuskan napas terakhirnya di sirkuit ini. Setelah ketiga pembalap ini
menerima trofi, mereka menemui para wartawan dari berbagai negara untuk
melakukan interview. Saat interview Rossi berkata “Kemenangan ini berkat kerja
keras bersama Team Yamaha dan Jeremy sehingga YZR-M1 semakin kompetitif di
lintasan, terima kasih juga untuk Ayahku dan Nita atas dukungannya setiap saat,
dan tentu saja kepada kalian yang telah mendukungku aku sangat berterima kasih
dan mempersembahkan kemenangan ini untuk kalian dan mendiang Simoncelli”.
Mendengar ucapannya itu aku tersenyum bahagia dia mengucapkan namaku dan tentu
saja didengar oleh banyak orang bukan hanya di Indonesia tapi di setiap negara.
Aku yakin di Sirkuit Motegi, Rossi akan mengukuhkan kemenangannya sebagai
“Motogp World Championship 2013”.
Setelah interview Rossi menghampiriku
dan memelekku, mengucapkan rasa terima kasihnya berkali-kali atas dukunganku
kepadanya. Dia mengajakku naik YZR-M1 bersamanya mengelilingi sirkuit Sepang
dan berhenti di plakat SuperSic untuk mengenangnya. Begitu bahagianya, aku
merasa sangat beruntung dengan semua ini, bertemu Rossi, dibonceng keliling
sirkuit olehnya, sepertinya aku akan terbang dibonceng olehnya dengan kecepatan
YZR-M1. Namun semua kebahagiaan itu buyar dan lenyap, ketika kami meninggalkan
plakat Simoncelli dan kembali menuju ke paddock, kami terjatuh tepat di
lintasan Simoncelli mengalami accident. Rossi terpental dan aku terjatuh
membentur aspal cukup keras, dari kejauhan ku lihat Rossi sudah bangkit dan
meringis kesakitan, setelah itu semuanya menjadi gelap.
Buuuuuuuuuuuuuuk.. Aduuuuuh….
Aku meringis kesakitan, mataku mulai
terbuka perlahan-lahan. Aduh sakit sekali aku terjatuh lagi, tapi apa ini?
Kenapa aku sudah berada di kamarku? Ingatanku terakhir aku terjatuh di sirkuit
Sepang bersama Vale dan rasa sakitnya memang terasa nyata, tapi kenapa sekarang
aku berada di kamarku di Makassar? Bukankah harusnya kalau aku terluka aku dan
Vale berada di rumah sakit Malaysia? Ku cubit pipi dan tanganku. Aduuuh sakiiit
sekali.. Aargh aku menyadari sesuatu, aku memperbaiki posisi tubuh, duduk di
karpet dan menyandar di tempat tidurku sambil menangis tersedu-sedu bahwa aku
kembali bermimpi yang kesekian kalinya yang aku sendiri tidak bisa menghitung
seberapa sering aku memimpikan sedang bersama Vale. Aku menangis dan terus
menangis, kapan aku benar-benar bisa bertemu dengannya secara nyata walau
semenit? Aku masih saja menangis, ternyata mimpi, lagi lagi mimpi dan mimpi.
Mimpi yang kesekian kalinya bertemu Vale.
My Dreams Come True “My Vale"
Perasaanku sudah baikan sekarang,
walaupun tadi itu hanya mimpi tapi terasa begitu nyata dan pasti suatu saat aku
akan bertemu dengan Vale walau dengan cerita yang berbeda. Aku mengambil
handphone, membuka twitter dan me-mention Vale ‘@ValeYellow46 Hi Vale, How are
you? I;m your big fans from Indonesia, when you visit Indonesia again?” setelah
tweet itu terkirim, aku melihat tweet dari @YamahaIndonesia tentang quiz meetandgreet_JL99_VR46,
da 15 kursi buat pemenang quiz ini untuk meet and greet dengan Vale dan
Lorenzo. Wah kesempatan yang bagus pikirku, kalau beruntung aku mungkin bisa
mendapatkan 1 kursi itu untuk mewujudkan mimpiku. Setiap saat aku melihat
timeline di twitter untuk menanti tweet berikutnya dari @YamahaIndonesia,
timeline @YamahaIndonesia setiap saat ku periksa untuk mendapatkan informasi
selanjutnya. Setelah tulisanku ini selesai, aku sangat bahagia, berharap
@YamahaIndonesia mewujudkan impianku untuk bertemu with My Vale. Aku sangat
berharap kepada Yamaha untuk mempertimbangkanku mendapatkan 1 kursi ini.
Apa yang ku tulis di atas hanyalah
sebagian deretan mimpiku tentang Vale dan dunia motogp. Aku selalu menulis
mimpiku tentang Vale dalam suatu buku dan berharap suatu saat semua mimpiku
ketika tidur tentang Vale akan terwujud.
I believe my dreams come true to meet
him “My Vale”
Yamaha Semakin Di Depan.
Sukses untuk YZR-M1 di Motogp bersama
Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo. J
Salam Manis
Valentinita Yudasarossi (Nita
Yudasari) nitayy_vale46@yahoo.com